KURIKULUM BERDIFERENSIASI
Oleh :Conny R Semiawan
1.Pengertian
Perbedaan dan Pengertian Kurikulum umum dengan Kurikulum berdiferensiasi terletak dalam hal bahwa kurikulum umum mencakup berbagai pengalaman belajar yang dirancang secara komprehensif dalam kaitan dengan tujuan belajar tertentu, dengan mengembangkan kontennya sesuai kepentingan perkembangan populasi sasaran tertentu
Sedangkan kurikulum Berdiferensiasi bagianak yang berbakat terutama mengacu pada
Penanjakan kehidupan mental melalui berbagai program yang akan menumbuhkan kreatifitasnya serta mencakup berbagai pengalaman belajar intelektual pada tingkat tinggi.
Kebutuhan terhadaf perencanaan pengalaman belajar melalui Kurikulum Berdiferensiasi adalah Suatu Conditio sine qua non dalam memberikan pengalaman pendidikan bagi anak yang berbakat .Meskipun kurikulum umum yang komprehensif sebagian bias juga digunakan untuk melayani anak yang berbakat ,namun ada kebutuhan-kebutuhan tertentu ./yang tidak dapat diperolehnya melalui pembelajaran biasa sebagaimana dilaksanakan bagi teman sebaya .Meskipun demikian dalam kaitan dengan filsafat pendidikan tujuan nasional dan tu7juan institusional tidak ada perbedaan antara kedua kurikulum .umum ataupun berdiferensiasi.
Perlu juga ditegaskan bahwa kurikulum berdiferensiasi beranjak dari teori spesialisasi belahan otak(hemisphere specialization)Kitano & Kirby.Terutama bagi pengembangan belahan otak kanan,dirancang pengalaman belajar untuk pemekarannya secara oftimal.Perlu ditambahkan pula bahwa kurikulum berdiferensiasi bagi anak berbakat bukan kurikulum mikro ataupun deskripsi aktifitas post facto ,melainkan suatu rancangan jangka panjang dalam pengembangan pendidikan anak berbakat dengan konsiderasi terhadaf berbagai kondisinya .
2. Komponen
Pengembangan kurikulum berdiferensiasi dilihat dari dua sisi,yaitu dari kebutuhan perkembangan anak berbakat itu dan dari disain konten kurikulum itu sendiri. Dilihat dari kebutuhan perkembangan anak berbakat itu sendiri kurikulum berdiferensiasi memperhatikan perbedaan kualitatif individu berbakat dari manusia lainnya,tanpa melupakan bahwa ia adalah seorang anak manusia yang memiliki juga persamaan perilaku,sifat dan atau aspek perkembangan tertentu dengan sebayanya.Untuk itu penulis beranjak dari istilah komponen kurikulum,sedangkan dilihat dari desain konten kurikulum itu sendiri dengan memperhatikan ciri-ciri keberbakatan,kita akan menggunakan istilah Mantra. Untuk dapat merancang kurikulum sesuai kebutuhan perkembangan anak berbakat kita akan membahas komponen kurikulum dahulu
Serasi dengan matra kurikulum berdiferensiasi,marilah kita meneropong perkembangan anak berbakat dengan kebutuhan pendidikannya yang bersifat khusus (Special educational needs).
Dalam menjelajahi komponen pertama kita mengadakan berbagai langkah identifikasi sesuai dengan keperluan kita.Idensifikasi tersebut akan merupakan asesmen yang akan memberikan gambaran tentang profil kemampuan dan kelemahan siswa berbakat .sekaligus memperhatikan kecenderungannya dan kecepatan belajarnya serta proses belajarnya.
Profil tersebut dapat mencakup kemampuan intelektual maupun sifat-sifat kepribadiannya dan merupakan dasar bagi seleksi materi kurikulum yang perlu diperdalam atau diperluas,yang istilah populernya adalah digemukan.berbagai pengamatan ini dilakukan pada pembelajarannya berdasarkan kurikulum umum ,sebagai dasar untuk beranjak pada kurikulum yang berdiferensiasi.
Sedangakan komponen kedua memberikan arahan terhadap pengembangan kurikulum berdiferensiasi dalam upaya penanjakan dinamis mental dengan mengacu pada tidakan kreatif (kreatif action)tertentu .Sebenarnya komponen ini merupakan dasar utama dalam pengemukan kurikulum dengan merancang kegiatan belajar yang terutama menyulut fungsi belahan otak kanan .komponen kedua ini merupakan parameter tentang pengalaman belajar baru apa yang diperlukan untuk diperoleh ,dalam kaitan dengan system nilai tertentu yang diharapkan dapat diseraf oleh siswa berbakat .pengalaman belajar baru ini harus tetap bersifat terbuka dalam rangka memberi peluang pada pertumbuhan kreatifitasnya untuk tetap mekar.
Selain itu sekaligus sulutan itu akan dapat menggali potensi yang paling baik yang tersembunyi didalam dirinya (hidden excellence in personhood.Semiawan,C.1992) Melalui pengembangan ide dan aspirasi ,imajinasi hal-hal yang tadinya tidak diperhatikan serta keterlibatan kehidupan emosi yaitu aktulisasi dan ekspresi serta kepekaan dan filsafat (intuisi) terhadaf berbagai masalah,konsep,teori,fakta dan generalisasi akan terjawab berbagai kebutuhan kreatifitas(Semiawan,C.1992).
Perlu ditegaskan di sini bahwa pencanaan serta persiapan struktur Kurikulum dan suasana kondusif untuk belajar akan secara timbale balik memberi dampak terhadap belajar kreatif.Demikianpun strategi belajar dimana ,bukan saja konten kurikulum penting dalam kaitan dengan apa yang perlu dipelajarinya,tetapi lebih penting dari mitu adalah bagaimana ia menggunakan fikiran serta segala peralatan mentalnya untuk belajar bagaimana ia harus belajar itu(To learn how to lern. .Semiawan,C 1992).
Komponen ketiga,akan menguraikan tentang orientasi belajar pada konten,prodak atau proses.Namun yang penting diperhatikan pada sisi siswa berbakat adalah segumpalan konten pengetahuan yang diperolehnya tanpa mampu mengelolanya untuk perkembangan lebih lanjut adalah pengetahuan sesaat yang manfaatnya kurang dirasakan sebagai pengetahuan siap yang diperlukan bagi setiap pengembangan ilmu .karena interes anak berbakat justru berbeda yaitu ingin lebih tau lagi(curiosity) yang bersipat konsisten,maka proses belajarnya seyogyanya terutama mengacu pada dampak pengiring perolehannya,dan bukan semata-mata pada pencapaian tujuan instrusional khusus (Specific instructional objective=behavioral objective).
Penanjakan dalam berfikir,merasa dan berbuat yang merupakan tingkat kreatifitas psikodelik,diperoleh melalui berbagai situasi belajar yang menantangnya(Challenging).agar potensinya dapat terwujud seoptimal mungkin.
Komponen keempat bersifat teknis dalam mempersiapkan logistic (fasilitas,ruang,peralatan,pengaturan jam belajar,personalia) serta subsistem yang mendukungnya dalam penyelenggaraan kurikulum berdiferensiasi(Semiawa,C.1992)Demikianpun administrasi tidak kalah penting sebagai subsistem yang suportif terhadap pengembangan kurikulum berdiferensiasi(Semiawan,C.1996).
III.Matra
Setelah meninjau kurikulum berdiferensiasi dari sisi perkembangan siswa berbakat melalui berbagai komponennya,marilah kita menjelajahi berbagai matra kurikulum yang sesusi dengan tuntutan perkembangan tersebut ditinjau dari rancangannya itu sendiri.
a.Matra umum beranjak dari kurikulum umum merupakan dasar,dimana kita dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan berbagai kemampuan intelektual anak berbakat.jadi secara kongkrit kurikulum nasional umum sepenuhnya juga diperlukan bagi anak yang berbakat .meskipun kurikulum ini kurang menantang bagi anak yang berbakat.maka konsep esensial dari materi kurikulum umum ini perlu dipilih sesui dengan kekuatan atau kelemahan profil indifidu anak yang berbakat.
Matra umum ini selain dasar untuk pengembangan lebih lanjut juga memenuhi kebutuhan anak secara umum dalam penyesuaian dirinya secara aktif pada tuntutan lingkungan dan nilai-nilai masyarakat.
Beberapa program pilihan pada kurikulum tingkat sekolah menengah dan perguruan tinggi,serta konten local tingakat sekolah dasar pada kurikulum nasional ,sebenarnya juga sudah memperhatikan perbedaan dan kebutuhan individu dan kelompok belajar tertentu dalam memperoleh pengetahuan dasar umum,namun kebutuhan tumbuh kembang anak berbakat jauh lebih banyak dari itu(Semiawan,C,1996).
b.Matra yang Didiferensiasi Matra yang terpenting dalam perkembangan kurikulum berdiferensiasi karena disinilah terjadi penggemukan (Compact)materi,artinya materi kurikulum diperluas atau diperdalam tanpa menjadi lebih banyak.materi kualitatif memenuhi tuntutan bakat,prilaku,keterampilan dan pengetahuan serta sipat luar biasa anak berbakat(Semiawan,C,1992). Reorganisasi kurikulum yang umum menjadi terdiferensiasi ,sehingga akan terjadi penanjakan untuk meningkatkan tindakan-tindakan(level of action)melalui lompatan-lompatan berbagai tahap dan aspek perkembangan terutama dalam segi intelektual.
c.Matra Subliminal
Matra ini berkenaan juga dengan latar belakang budaya yang merupakan konteks pendidikan dan harus ditandai oleh iklim akademis yang kondusif(Semiawan,C,1992)
Iklim akademis ,pergaulan antar sesama siswa,antar guru dan guru serta guru dan kepala sekolah.peraturan disiplin yang berlaku yang menandai interaksi belajar,merupakan suasana yang amat menentukan keberhasilan kualitas belajar.
d.Mantra non akademis
Dalam upaya agar materi belajar tidak terlalu sempit dan terbatas pada pengetahuan yang disajikan dibuku ajar dan kurikulum sekolah,berbagai wahana luar sekolah seperti kegiatan di masyarakat ,televisi,musium,radioharus juga mendukung matra yang didiferensiasikan .sebagai contoh dapat juga diambil penugasan pada satu kelas untuk merancang suatu kegiatan ekstrakurikuler.disini dapat digali pembelajaran melalui pengalaman langsung dengan menemukan hal-hal yang sebelumnya hanya dibaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar